Hutan Sebagai Obyek Wisata

     Indonesia adalah negara kepulauan yang terbesar di dunia. Gugusan pulaunya yang terbentang dari Sabang hingga Merauke berjumlah sekitar 13.667 pulau, besar dan kecil. Keindahan alamnya beitu memukau hingga dijuluki 'gugusan zamrud khatulistiwa'.
     Obyek-obyek wisata di negara-negara sedang berkembang umumnya mengandalkan panorama keindahan alam dan budaya tradisional sutu daerah tertentu. Bereda dengan kebanyakan obyek wisata di negara maju yang lebih ditunjang  oleh kemajuan teknologi, maka potensi alam negara sedang berkembang masih alamiah.
     Potensi alam yang disuguhkan kepada turis manca negara haruslah sesuatu yang khas dan tidak dijumpai di negara-negara lain. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa memiliki dua potensi alam yang khas yaitu taman-taman laut hutan tropika basah. Taman laut di Indonesia tersebar banyak sekali di berbagai pulau dan telah mulai berkembang sebagai uung tombak pariwisata, seperti taman laut di pulau Seribu dan taman laut Bunaken di Sulawesi Utara. Pemandangan bawah laut dengan terumbu-terumbu karang yang indahdan satwa-satwa yang khas memang merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing.
     Satu lagi potensi khas Indonesia yaitu hutan tropika basah. Hutan bagi Indonesia mempunyai arti yang sangat khusus karena hutan mengandung kekayaan luar biasa yang tidak terdapat di tempat lain terutama kayu dari jenis-jenis bernilai komersial dan bahan galian yang terdapat di bawahnya. Juga hutan merupakan faktor penting yang ikut menentukan keadaan iklim serta lingkungan hidup global.
     Banyak kebutuhan pembangunan dapat ditopang oleh hutan. Namun tidak berarti kita lalu bebas mengambil manfaat hutan sebanyak-banyaknya. Karena setiap perubahan komposisi hutan akan membawa dampak. Dampak penebangan yang membabi buta mengakibatkan:
1. Erosi dan pendangkalan sungaii serta danau sebagai akibat berkurangnya daya serap hutan terhadap air hujan yang pada gilirannya akan mendatangkan banjir dan bencana alam.
2. Keseimbangan ekosistim akan terganggu, akan memusnahkan beberapa jenis tanaman dan hewan.
3. Akan hilangnya kesuburan tanah.
4. Bumi yang gundul membuat tinggi kadar CO2 yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca yang akan memanaskan atmosfir. Akibat selanjutnya adalah pencairan es di kutub dan jebolnya lapisan ozon.

     Dalam hal ini hutan tropika basah di Indonesia telah berhasil dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang kenaikan ekspor non migas.Menurut MPI (Masyarakat Perhutanan Indonesia), nilai ekspor hasil hutan hampir sepertiga penghasilan total devisa non migas. Sekitar 2,5 juta orang mendapat pekerjaan di industri hasil hutan dan bila dihitung dengan keluarganya, diperkirakan 14 juta orang mendapatkan nafkah hidupnya dari sumber daya hutan. (data-data valid di tahun 1991 - ketika artikel ini dibuat)
 senja di pos-8 Lompobattang
     Eksploitasi sumber daya hutan ini walaupun memberikan hasil devisa yang tinggi namun membutuhkan pengelolaan yang teratur dan disiplin., pengawasan yang ketat dalam sistim penebangannya. Sementara untuk meningkatkan suber daya hutan pemerintah mencanangkan gagasan pengembangan hutan industri di lahan alang-alang dan belukar. Namun hal ini haruslah didukung penelitian terapan dan uji coba jenis yang sesuai daerah tanah atau tempat tumbuhnya.
     Selain sebagai penunjang ekspor non migas, hutan tropika basah juga berpotensi sebagai kawaan wisata. Hal ini disebabkan karena hutan tropika basah merupakan kawasan hutan yang hanya terdapat di daerah topis dan ekosistimnya adalah ekosisitim dengan spesies erlengkap di dunia. Di sana hidup beraneka ragam flora dan fauna yang hanya terdapat di daerah tropis.
     Untuk menikmati keindahan alam pada hutan-hutan tropis diperlukan fisik yang sehat. Karena kita harus berjalan kaki menembus hutan yang hampir selalu berbukit-bukit. Salah satu hutan trious di daerah Sulawesi Selatan yang dapat dijadikan obyek wisata adalah hutan di sepanjang pegunungan Lompobattang.
     Gunung Lomppobattang terletak pada 120 derajat BT dan 5 derajat LS. Letak yang strategis ini menjadikan gunung Lompobattang sebagai menara kota Sulawesi Selatan. Dari atas puncaknya dapat terlihat kota Makassar, Kabupaten Gowa, Bantaeng, Sinjai, Bulukumban dan Selayar. Bahkan bila cuaca bagus, cahaya lampu malam hari kota Surabaya dapat terlihat pula.
     Penyisiran pegunungan Lompobattang dapat dimulai dari desa Lembang Bu'ne sampai di Majannang Kabupaten Gowa. Perjalanan berjalan kaki akan memakan waktu 2 hari. Keindahan Lembah Lowe, panorama malam kota Makassar, keindahan puncak-puncak pegunungan Lompobattang, panorama teluk Bone dari kejauhan, kedamaian desa Majannang merupakan beberapa daya tarik yang dapat disebutkan dari wisata alam ini.
     Wisata alam menikmati keindahan hutan tropis pada suatu suaka alam adalah salah satu jenis egiatan kepariwisataan yang banyak digemari turis mancanegara. Wisata ini memuaskan jiwa juga memberikan kesegaran jasmani yang tinggi pada para wisatawan. Dengan demikian dapat diperoleh wisata yang sehat untuk jiwa dan raga.
(Efji Gani, diterbitkan pertama kali
dalam bentuh hardcopy di Buletin Lembanna - 03 thn 19910

1 Response to "Hutan Sebagai Obyek Wisata"

  1. Mantap. Semoga hutan sekitar G. Lompobattang & Bawakaraeng terpelihara. Efri dkk, saya jadi ingat foto ini adalah foto-foto diperjalanan kita dalam rangka membuka jalur tim Gunung, TWKM :)

    BalasHapus