Salam Rimba 01 - 12

     Memasuki hitungan tahun yang semakin bertambah, dalam istilah Tahun Baru versi kalender Masehi, buletin Lembana format online ini telah genap satu tahun. Banyak harap yang berpola klasik, salah satunya adalah masih begitu minimnya kuantitas tulisan yang mengisi halaman yang masih kosong, untuk bisa diatasi oleh partisipasi anggota yang jumlahnya semakin bertambah dari waktu ke waktu.
     Tidak kalah menarik sebenarnya adalah interaksi antara pembaca dengan penulis, maupun antara sesama pembaca sendiri. Satu dua kalimat kadang bisa menjadi pemantik untuk menemukan hikmah berillian di balik suatu ide yang didiskusikan. Hal inipun menjadi harap yang lain, bagaimana meringankan jari untuk berbagi kalimat, mengisi ruang komentar yang cenderung melompong selama ini.
     Di luar hujan masih setia mengguyur saat-saat awal Januari ini. Suatu pertunjukan akan mekanisme siklus hidrologi. Siklus yang konsisten berlangsung sesuai aturan dan hukum alam, demi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini. Siklus yang begitu setia pada proses yang jujur, meski hasil akhir tujuannya kadang begitu pahit.
     Sikap oportunis, mau menang sendiri, egoisme, keserakahan, yang membuat manusia buta, tuli dan pura-pura tidak mau tahu, untuk mengaplikasikan pelajaran-pelajaran yang sudah begitu nyata yang diekspresikan setiap saat oleh alam sekitar. Setelah itu, masih layakkah kita berbicara cinta kepada alam?
     Ekspresi itu, selalu jujur, apa adanya. Penafsiran kita manusia yang menjadikan bias.

0 Response to "Salam Rimba 01 - 12"

Posting Komentar