Manusia dan Eksistensinya

Bivak 03 - 12
     Makhluk hidup berinteraksi dengan alam dan alam berinteraksi dengan makhluk hidup, adalah suatu mata rantai yang sangat kompleks. Manusia adalah salah satu titik dalam garis alam semesta, manusia adalah makhluk yang paling dominan berinteraksi dengan alam karena manusia merupakan konsumer sekaligus proteksi untuk kesinambungan proses alam dengan berbagai ekspresinya. Itulah sesungguhnya manusia.
     Tuhan dengan kuasa-Nya mempercayakan manusia sebagai khalifah di mayapada ini. Sejak manusia terlahir di alam kecintaannya manusia telah dinyatakan sanggup untuk mengemban tugas khalifah tersebut, disamping itu juga telah dipercayakan mampu untuk tetap survive, mempertahankan hidup untuk kelangsungannya dalam upaya berinteraksi dengan alam serta hubungan vertikal kepada sang penciptanya.
     Survival adalah sepenggal kata yang teramat akrab bagi kita manusia yang mencintai alam dan mencintai kehidupan. Namun pada hakekatnya pengertian survival tidaklah terbatas pada konteks kepencinta-alaman, tetapi survival itu sendiri telah ada dan kita telah siap menjalankannya di saat manusia untuk pertama kalinya merasakan kehidupan di alam dunia yang penuh tantangan ini, di saat pertama manusia meneriakkan ikrar suci kepada Maha Pencipta.
     Tuhan menghadirkan alam dengan berbagai ekspresi dalam proses yang sangat kompleks, dan memberi akal serta kalbu kepada makhluk khususnya manusia untuk menyingkap tabir yang menjadi tirai segala permasalahan yang timbul di alam dalam usaha untuk berinteraksi dan menyatu dengan alam.. alam kecintaan manusia, alam yang melingkari kehidupan manusia, alam cermin eksistensi manusia.
     Lautan dengan ombak di depan horizonnya, rimba dengan hutan belantaranya, gunung dengan puncaknya, gua dengan kesunyiannya merupakan sajian alam yang menggambarkan kuasa Tuhan dan pada akhirnya akan kembali pada perenungan diri tentang kejujuran pengakuan hati nurani kita, bahwa betapa kecilnya kita di hadapan-Nya.
     Namun dengan realita demikian, jangan membuat kita bertambah kerdil dan terkungkung oleh lingkaran perasaan yang tak beralasan. Bukankah manusia telah dikaruniai akal dan kalbu untuk menggali potensi yang maha dahsyat agar bisa dan mampu menyatu dengan alam? Bukankah manusia adalah khalifah di bumi ini? Bukankah manusia adalah rahmat bagi alam semesta?
     Akhirnya kita kembali pada perenungan diri, bahwa sudah adakah arti yang kita dapat di setiap perjalanan kita? Yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan kita untuk mempertanggung-jawabkan eksistensi kita sebagai manusia?
(bulan sepenggalan, Thian)
diterbitkan pertama kali dalam bentuk hard copy
di buletin lembanna edisi 004 - April 1991 
bagi seekor keledai, semak berduri adalah buah yang lezat.
keledai makan semak itu, tinggallah ia seekor keledai.
                                                           - Habib Al-Ajami -

Kehormatan manusia adalah ilmu pengetahuannya.
Orang-orang yang arif adalah obor-obor yang menerangi jalan kebenaran.
Dalam pengetahuan terletak kesempatan manusia untuk kelestarian.
Sementara manusia bisa mati, kearifan hidup abadi.
                                                                   - Khalifah Ali -

Semua orang, kecuali yang berpengetahuan, adalah mati.
                                                             - Sahl dari Turtar -

0 Response to "Manusia dan Eksistensinya"

Posting Komentar