Salam Rimba 03 - 12

     Ketika hangat mulai memancar, mengantar musim semi meninggalkan sisa-sisa kebekuan musim yang lalu, selalu banyak harap yang ceria di dalam harapan yang tulus pucuk-pucuk yang menyembul perlahan malu-malu. Siklus yang selalu jujur, mengantarkan pelajaran paling sederhana namun paling berharga bagi para pencintanya.
     Tidak cukup dengan hanya mengagumi, membahas panjang lebar hingga sangat detail namun tidak pernah berniat mengaplikasikan kejujuran. Suatu anugrah yang hanya dimiliki oleh manusia sebagai pencinta, untuk bisa memilih secara bebas. Tidak seperti alam sebagai obyak yang dicinta, tanpa pilihan untuk selalu berlaku jujur sesuai kodratnya.
     Dalam beberapa edisi terakhir buletin Lembanna versi digital ini, telah diterbitkan tulisan-tulisan yang berasal dari arsip hard copy masa lalu. Dan sepertinya untuk edisi-edisi selanjutnya, tulisan-tulisan jadul dari edisi lama masih tetap akan menghiasi. Selain sebagai upaya membentuk arsip digital untuk tulisan-tulisan lama tersebut, sekaligus bisa berfungsi sebagai pengobat rindu insan-insan yang secara fisik sudah terpisah jarak yang lebar dengan mabes tercinta. Tentu saja, dengan tidak malu-malu, bisa diakui juga bahwa penerbitan edisi lama tersebut sekaligus untuk mengisi kekosongan oleh minimnya tulisan yang diterima oleh admin blog buletin ini.
     Karenanya, partisipasi kita masih sangat dinantikan untuk berbagi eskpresi alam di bagian manapun bumi dipijak saat ini.

0 Response to "Salam Rimba 03 - 12"

Posting Komentar