Apakah kalian tidak bisa mengerti sedikit saja? Kita sedang sibuk.. tolong jangan mengganggu dengan segala hal lain yang dapat mengganggu konsentrasi dari kesibukan ini. Mengertilah keadaan kami. Kami harus fokus, benar-benar fokus pada target besar yang sementara kami kejar. Lihatlah.. bahkan bernafaspun, kami harus hati-hati dan perlahan, sehingga tidak berisik yang berakibat dapat membuyarkan konsentrasi.
Kalau bernafas saja harus sedemikian hati-hatinya, apalah lagi harus melakukan ini dan itu, yang sudah pasti menimbulkan kegaduhan lebih dari sekadar bernafas? Belum lagi curahan tenaga dan pikiran, dan biaya, yang semuanya akan benar-benar mengacaukan konsentrasi? Sementara target besar itu telah menuntut segalanya?
Tapi, mengapa tidak kelihatan sibuknya ya? Saya cari-cari, mana kesibukan yang mengarah ke hal besar itu? Di sudut sana asyik dengan telepon berkepanjangan bersama si antah berantah. Di sudut yang lain sibuk dengan game, di tempat lainnya sibuk mondar-mandir tidak jelas..sambil mengganggu pandangan lainnya yang juga sibuk nonton televisi.
Ah, mungkin ada sinisme di sudut pandang saya, yang juga mungkin sudah sangat 'lebay'. Namun bila mengacu pada kesibukan yang saya alami semasa masih 'sekolah' dulu, kenapa kelihatan beda ya? Saya butuh daftar kegiatan dengan jadwal yang ketat, sehingga segala sesuatu yang telah mengakibatkan saya menjadi sibuk, dapat terselesaikan dengan baik. Kalaupun ada yang tertinggal, maka akan menjadi daftar baru di kegiatan hari berikut. Saya tidak bisa sempat nonton televisi, atau sekadar main domino, karena alokasi waktu yang begitu mepet, hanya 24 jam sehari, itupun harus dikurangi waktu tidur tiga atau empat jam.
Setelah itu, secara rutin ada evaluasi terukur mengenai pencapaian dari segala kesibukan yang ada. Misalnya saja, dengan target membaca 1200 halaman buku dalam seminggu, maka pencapaian saya dengan mudah diketahui dengan menghitung jumlah lembar yang terselesaikan. Begitupun dengan kegiatan yang lain, ada parameter yang jelas untuk mengetahui pencapaiannya.
Tidak sering saya mengucapkan kata sibuk itu. Itu saya lakukan supaya saya tidak terbebani oleh tekanan psikologis yang dikandung oleh kata tersebut. Saya ingin santai di tengah jadwal yang padat, sehingga tentu saja saya tidak perlu merasa sibuk. Menjalani semuanya sesuai jadwal yang ada, tanpa menjadi sibuk.
Lalu, ketika di hari-hari ini semuanya perlu berkonsentrasi penuh, tanpa bisa diganggu sedikitpun, namun saya belum melihat ada yang menggenggam catatan mengenai hal-hal yang harus selesai dengan batas waktu yang mendesak. Juga tidak ada yang kerepotan menghitung ukuran dalam pencapaian hal yang telah begitu menyibukkan itu. Apakah kita berada dalam situasi sibuk yang semu, sehingga kita terperosok dalam 'perasaan sibuk' yang begitu mencekam?
Ah.. saya mungkin terlalu sinis..
salam,
heRo fitrianto
aihh,,tidak mempan bang klo pake bahasa bersayap..langsung di bilangi ,,,ato ditanya,, misalnya "we anak2 manami laporan perkembangan kepanitiaan EPA2???klo memang tidak bisa dijalankan di cancel saja,,,begitu kayaknya lebih bagus bangg,,,,,,,salam hormat klo ada salah2 kata,
BalasHapuswassalam
setelah lama membaca komentar di atas, sepertinya bisa jadi bahan intermezzo.. hehehe.. tapi siapa yang mau sediakan kepala untuk di jitak.?? ups..mulai anarkis kata2nya...
BalasHapus