Di hari-hari ini, gemuruh debur ombak menjadi sangat akrab. Asinnya aroma laut yang membelai dengan hangat, membaur dalam tetes-tetes keringat yang gerah. Untuk sementara, biarlah sejuk dan lembut angin pegunungan manari di dalam angan, bersanding dalam akrab di hembusan angin buritan.
Ada cakrawala merah di setiap petang, ada nyanyi riang camar dalam gerak simphony. Ada asa yang hendak terjangkau, ada kesumat yang hendak dibuktikan. Terbuai di riak gelombang yang mengayun liuk sandeq, jiwa-jiwa itu berjuang meraih asa dalam realita yang ada.
Bilakah nyanyi dan tari camar-camar itu menyambut kalian, para petarung yang meniti bibir ombak, di gerbang Darwin sana.?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Salam Rimba 05 - 11"
Posting Komentar