Tidak banyak ukm (unit kegiatan mahasiswa) di Universitas Hasanuddin yang dibentuk atas dasar pemikiran ideologis seperti Korpala. Pada umumnya ukm yang terbentuk merupakan media yang ‘sekadar’ sebagai media penyalur minat dalam kesatuan kesenangan yang searah. Simpel, instan, ringan dan renyah.. yang penting giat bersama, beres.
Di Korpala sendiri ada standar yang ditetapkan untuk setiap anggotanya. Standar mutu dari segi kemampuan teknis yang diperlukan dalam berkegiatan, ditambah kualitas mental yang mendukung kemampuan teknis yang dimiliki. Menemukan nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam hubungan interaksi dengan alam dan penciptanya.
Menemukan kesadaran inilah yang menjadikan manusia-manusia bentukan Korpala sebagai pribadi-pribadi yang unik. Tempaan alam untuk jiwa dan raga setiap penjelajahnya, meninggalkan bekas tersendiri di dalam kesadaran masing-masing.
Disinilah letak keunikan Korpala sebagai media yang mengantarkan penemuan kesadaran relasi antara manusia, alam dan penciptanya. Sehingga tidak berlebihan bila Korpala disebut sebagai dapur yang mengolah bahan baku menjadi panganan.
Setiap anggota yang memasuki gerbang dapur ini adalah tepung. Tepung yang harus berfungsi ganda sekaligus sebagai koki. Koki yang memilih dan menentukan akan dijadikan produk akhir seperti apakah tepung tersebut. Bisa menjadi roti, bisa menjadi kue lapis, bisa menjadi apa saja tergantung pada pilihan Sang Koki.
Sampai di sini, tanggung jawab dari setiap mereka yang telah merasakan hangatnya dapur tersebut untuk selalu menjaga agar dapur itu tetap hangat oleh bara api semangat kemuliaan kemanusiaan. Menjaga bangunannya tetap kokoh, memperkuat pondasi dan tentu saja dari waktu ke waktu menambah dan memutakhirkan perlengkapan di dalamnya.
Setelah semua kondisi tersebut kita penuhi, selanjutnya mari memanjatkan doa agar semuanya dapat berfungsi dengan baik sesuai harapan. Dari perjalanan panjang sampai saat ini, tetap saja ada ‘tepung’ yang masuk ke dalam ‘dapur’ itu, namun setelah keluar dapur belum menjadi apa-apa. Kita tahu ada saja tepung yang kemudian menjadi busuk, tidak bisa diproses lagi sehingga tersingkir oleh seleksi alam.
salam hangat dari D4,
0 Response to "Dapur Itu Namanya Korpala"
Posting Komentar