Dari setiap aksara yang berjajar, meninggalkan jejak dalam detak waktu, ada sejarah yang membentang tenang. Kadang ada usil di benak, bila aksara tak sempat hadir di antara peradaban, adakah kata yang dapat disusun ketika semilir berbisik di celah cemara yang menyenandungkan cinta?
Ada banyak parameter yang telah dibuat, untuk menakar seberapa besar gejolak alam dalam mengancam kelancaran kehidupan dan peradaban manusia. Lalu selaksa tafsir disusun berjilid-jilid mengiringi setiap fenomena. Tafsir yang menerjemahkan ungkapan yang tertangkap batas penginderaan manusia.
Lalu setiap ketakutan manusia akan kepunahan spesiesnya dibungkus dalam phrasa-phrasa ilmiah nan indah untuk menyelamatkan alam. Adakah manusia bisa melepaskan topeng kemunafikan, tanpa perlu berpura-pura jujur dalam kepura-puraan peduli pada kelestarian alam, untuk menutupi rasa kecut di dasar sanubarinya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Salam Rimba 06 - 11"
Posting Komentar