Salam Rimba 12 - 11

     Melengkapi edisi ke-12 versi digital, Buletin Lembanna hadir telat menjelang penghujung tahun. Mengekspresikan titik-titik hujan yang menderu yang mengiringi Desember, ditimpali hiruk pikuk menjelang tahun Masehi yang baru, becek - banjir - macet - juga tetesan air menerobos genting ke tengah kamar berbaur menjadi satu.
     Meringkuk di depan perapian, menghirup aroma asap dari kayu setengah basah sambil membalik jagung atau kentang di atas bara api, sepertinya bisa mengiringi lamunan tentang evaluasi perjalanan panjang. Apalagi rembesan kopi hangat yang mengalir perlahan di sela asap tembakau lintingan.
     Banyak yang bergelayut dalam benak, mari mulai menetapkan satu langkah kecil perbaikan yang bisa konsisten dipertahankan hingga saat evaluasi berikutnya.
     Salam hangat selalu.

0 Response to "Salam Rimba 12 - 11"

Posting Komentar