Bertemukah Kau Sudah

Tuhan Yang Maha Tinggi itu (mungkin) telah kau saksikanlewat celah batu di puncak-puncak gunung
juga di dinding-dinding tebing yang dengannya kemudian membuatmu
teramat rindu dan sertamerta hilang ditelan nganga jurang
tak ada raung suara dari tubuh yang ditelan Bulusaraung
entah dengan siapa kau pamit pulang pun hingga kini aku tetap tak tahu
akan tetapi selalu ada hal-hal yang tak terjelaskan mengapa
kita selalu ingin kembali menimba kebajikan di rimba ketika
penat hidup telah menjadi beban berat manusia-manusia kota
adakah karena kita selalu butuh pembanding atas diri kita yang mahakecil ini?
yang menjadi alasan mengapa tidak pernah ada kata lelah setelah
kita dengan tegas menentukan arah kembara, kesana
menyusur setapak hutan berperang sengit dengan sengat matahari,
mengasah jiwa dengan basah hujan, berselimut kabut dan dingin angin, bertikar belukar

Hutan, gunung, tebing, gua, laut, matahari, hujan, angin
serta segala macam hal yang kita sebut sebagai alam
dan
kemudian kita cintai itu, yang mewakilkan keMahaBesaranNya, telah mengajarkan satu hal
bahwa kita tidak akan pernah punya cukup alasan untuk merasa besar, merasa benar

Seolah-olah kau masih ada berkeliaran di sini,
akoE ingin menanyakan hal yang akoE sudah tahu pasti jawabannya :
“bertemukah kau sudah?”

irma Sabriany

1 Response to "Bertemukah Kau Sudah"

  1. Setapak demi setapak kujalani bersama, walau sesingkat waktu yang ku curahkn untukmu. Itupun sangat memberiku berjuta pelajaran tentang arti hidup. Membangun kedewasaan lewat kemegahan alam semesta... Serasa kembali ingin melihatmu berdiri di depanku...DDXIkc02

    BalasHapus